Literasi Digital dan Tantangan Zaman

Wawan Purwadi, Pegiat Literasi dan Penulis Buku. [Foto: KLI]
Karya Litera Indonesia - Di era teknologi informasi yang berkembang pesat, literasi digital bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, melainkan sebuah kebutuhan yang mendesak. Kita hidup dalam masyarakat yang terhubung oleh jaringan tanpa batas, di mana hampir semua aktivitas manusia bergantung pada perangkat digital. Dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali, manusia modern disuguhi arus informasi yang tiada henti melalui gawai di genggaman tangan. Informasi tersebut datang dalam berbagai bentuk: berita, hiburan, ilmu pengetahuan, hingga iklan komersial. Namun, dari derasnya arus itu, tidak semuanya bisa dipercaya, tidak semuanya berguna, dan tidak semuanya layak untuk dikonsumsi. Di sinilah literasi digital menemukan urgensinya.

Literasi digital pada dasarnya bukan hanya kemampuan untuk mengoperasikan perangkat teknologi, melainkan juga kesanggupan memahami, menganalisis, dan mengelola informasi secara bijak. Seorang individu yang melek digital akan mampu memilah mana informasi yang benar dan bermanfaat, serta mampu menolak informasi yang menyesatkan. Sayangnya, di tengah derasnya arus digitalisasi, banyak orang masih terjebak dalam jebakan misinformasi dan hoaks. Hal ini menunjukkan bahwa akses teknologi tanpa kecakapan literasi digital hanya akan melahirkan generasi konsumen informasi yang pasif, mudah terprovokasi, dan rentan dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu.

Lebih jauh, literasi digital juga mencakup etika bermedia. Ruang digital bukanlah ruang kosong, melainkan ruang sosial yang dihuni oleh jutaan orang. Setiap jejak digital yang kita tinggalkan memiliki dampak, baik positif maupun negatif. Dengan literasi digital, seseorang akan belajar bertanggung jawab terhadap setiap konten yang ia bagikan, setiap komentar yang ia tuliskan, dan setiap interaksi yang ia lakukan. Literasi digital melatih kita untuk tidak sekadar bebas berekspresi, tetapi juga menghormati orang lain dan menjaga martabat diri dalam ruang maya.

Selain sebagai benteng dari dampak negatif, literasi digital juga membuka peluang besar bagi peningkatan kualitas hidup. Dunia digital memberikan akses yang luas terhadap ilmu pengetahuan, keterampilan baru, dan kesempatan ekonomi. Banyak individu yang berhasil membangun usaha, mengembangkan kreativitas, bahkan memperoleh penghasilan hanya dengan memanfaatkan platform digital. Hal ini tentu menjadi bukti bahwa literasi digital bukan hanya sekadar melindungi diri dari arus informasi, tetapi juga menjadi jembatan menuju kemajuan dan kesejahteraan.

Namun, untuk mencapai hal tersebut, literasi digital harus ditanamkan sejak dini. Anak-anak yang tumbuh bersama gadget perlu diarahkan agar tidak hanya menjadi penonton, melainkan juga pencipta konten yang bermanfaat. Keluarga, sekolah, komunitas, hingga pemerintah memiliki peran yang sama penting dalam menumbuhkan budaya literasi digital. Pendidikan formal memang dapat memberikan dasar pengetahuan, tetapi praktik sehari-hari dalam lingkungan keluarga dan masyarakat jauh lebih menentukan bagaimana literasi digital itu dipraktikkan.

Kita tidak bisa menutup mata bahwa transformasi digital telah mengubah cara manusia bekerja, belajar, dan berinteraksi. Jika tidak diimbangi dengan kecakapan literasi digital, maka teknologi justru akan memperlebar kesenjangan sosial. Ada kelompok masyarakat yang mampu memanfaatkan teknologi untuk kesejahteraan, tetapi ada pula yang hanya menjadi korban dari arus digitalisasi karena kurangnya keterampilan. Inilah tantangan besar bangsa ini: memastikan seluruh lapisan masyarakat memiliki kemampuan literasi digital yang memadai, sehingga mereka dapat beradaptasi dan berkembang dalam ekosistem digital.

Pada akhirnya, literasi digital adalah fondasi bagi lahirnya masyarakat yang cerdas, kritis, kreatif, dan produktif. Literasi digital menjadikan manusia tidak hanya sekadar pengguna teknologi, tetapi juga pengendali dan pemanfaat teknologi untuk kebaikan bersama. Dengan literasi digital yang kuat, kita dapat menghadapi tantangan zaman dengan lebih percaya diri sekaligus membuka peluang baru untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Penulis: Wawan Purwadi

0 Komentar